Senin, 15 Juni 2009

SKLBK "Kesadaran Bertanggung Jawab"

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING (SKLBK)
UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SEMESTER II

[KS]
A. Kompetensi : Kesadaran tanggung jawab sosial
B. Sub Kompetensi : Berinteraksi dengan orang lain dalam suasana persahabatan
C. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi-Sosial
D. Topik/Fokus : Setiap teman itu berbeda!
E. Tujuan : a. Siswa mengetahui bahwa manusia diciptakan dengan unik
b. Siswa mampu menerima orang lain dengan terbuka
F. Strategi Layanan : Bimbingan Klasikal
G. Fungsi Layanan : Pengembangan
H. Media : Buku Cerita
I. Metode : Bercerita
J. Waktu : 2 x 30 menit
K. Sasaran/Semester : V Sekolah Dasar/ II
L. Jumlah Peserta : Seluruh siswa/kelas
M. Langkah Kegiatan
1. Awal : a. Konselor membuka pertemuan dengan mengucapkan salam dan menyapa seluruh siswa dengan bertanya kabar.
b. Konselor mencek siapa yang tidak hadir pada pertemuan hari ini.
c. Konselor meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa, atau konselor sendiri yang memimpin doa.
d. Konselor memberitahukan kepada siswa tentang kegiatan hari ini, dengan cara menjelaskan secara singkat maksud dan tujuan pada pertemuan hari ini dan waktu yang akan digunakan.
e. Konselor meminta kesiapan siswa untuk kegiatan dalam pertemuan hari ini.
2. Peralihan : a. Konselor meminta siswa untuk saling berhadapan dengan teman sebangkunya, lalu lihat apakah yang menarik dari temannya. Lalu setelah dengan teman sebangkunya, siswa dapat saling berhadapan dengan teman didepan atau dibelakang tempat duduknya, lalu lihat bandingkan perbedaan dari kedua teman yang diamatinya.
b. Konselor meminta siswa untuk memberikan simpulan dari simulasi yang telah dilakukan.
c. Konselor mengantarkan kepada cerita yang akan dibacakan.


3. Inti : a. Konselor membacakan cerita, lalu disambung secara bergantian oleh perwakilan siswa sampai cerita selesai dan siswa yang lain mendengarkan dengan seksama.
b. Konselor meminta siswa untuk menyampaikan kembali tentang cerita yang telah dibacakan.
c. Konselor meminta siswa untuk mengambil hikmah dari cerita tersebut.
d. Konselor membantu siswa untuk menyimpulkan cerita tersebut dan hubungannya dengan simulasi yang telah dilakukan tentang setiap teman itu berbeda.
4. Penutupan : a. Konselor memberi isyarat kepada siswa bahwa pertemuan akan segera berakhir.
b. Konselor mengatakan kegiatan dengan pesan bahwa setiap orang diciptakan dengan unik sehingga harus saling menghargai.
c. Konselor memberitahukan kepada siswa sekiranya siswa membutuhkan bantuan spesifik yang berkaitan dengan materi dapat menemui konselor diluar jam pelajaran
d. Konselor menutup pertemuan dengan doa
N. Penyelenggara : Konselor
O. Tempat : Ruang Kelas
P. Evaluasi : a. Siswa dengan seksama mendengarkan cerita
b. Siswa mengetahui bahwa setiap teman mempunyai keunikan
Q. Tindak Lanjut : Siswa dapat membuat karangan narasi tentang teman-teman sekelasnya.
R. Lampiran :
1. Cerita “Takdir untuk Si Gagak”
Hari sangat cerah. Perkampungan burung tampak sudah ramai. Rupanya mereka sedang berbagi cerita. Lalu datang si Titi burung sriti membawa kabar buruk.
“Aku baru saja diusir Leta si Burung Walet!” ujarnya kesal.
Geri si burung gereja juga sedang bersedih, “Sarang baruku dirusak oleh manusia!” keluhnya.
“Ah, itu tidak seberapa,” kata Toba si burung kenari. “Kau masih bisa membuat sarang lagi! Sedangkan aku terpisah dari keluarga. Kami terlambat berlindung saat hujan datang...”
Sementara itu, Pak Burhan si burung hantu hanya berdiam diri. Matanya terlihat lelah.
“Apakah kau masih mengantuk, Pak Burhan?” tanya Geri.
“Ayo berceritalah Pak Burhan,” bujuk Toba, “agar beban pikiranmu tenang” lanjutnya.
“Ahh, tidak ada masalah apa-apa,” jawab Pak Burhan lesu.
“Akukan mencari makan di malam hari. Jadi wajar saja kalau pagi harinya aku mengantuk sekali,” lanjut Pak Burhan.
“Hmm, rasanya memang tidak ada masalah serius,” gumam Titi.
“Hei, bukankah pengalaman adalah guru terbaik kita??” seru Toba.
“Hmm, Ya!” sahut Titi, “barangkali kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman Pak Burhan.”
“Hmm, apa maksud kalian? Aku tidak mempunyai pengalaman!” ujar Pak Burhan, “malam hari ku habiskan untuk mencari makan.”
Tiba-tiba terdengar suara mengejek dari balik pohon.
“Ha ha ha, kau memang diciptkana tanpa pengalaman!” rupanya si Giko burung gagak yang ada di sana dia sedang tertawa terpingkal-pingkal. Titi, Pak Burhan, Toba dan Geri terkejut.
“Tapi kau tidak perlu menertawakan Pak Burhan, Giko!” tegur Titi.
“Setiap binatang pasti memiliki kekurangan. Bukankah kau juga memiliki kekurangan? Kau selalu memakan bangkai binatang lain,” sambung Geri.
“Iya, benar!” Toba menambahkan. “Aku tak mengerti mengapa kau melakukan itu, Giko!” sambung Toba.
“Yaah, berginilah keadaanku teman!” ujar Giko ringan. “Tanpa bangkai aku tidak bisa hidup!” lanjut Giko memberi alasan.
Geri menjadi gemas, “Tapi, apa alasanmu melakukan itu?” cecarnya.
“Ya, apa alasanmu?” tambah Toba.
“Bukankah di hutan masih banyak buah-buahan atau serangga yang bisa kau makan?” Tanya Titi.
Giko menggeleng, “tidak mungkin!” katanya.
“Ribuan anak serangga akan bersedih jika aku memangsa orang tua mereka. Karena itu aku tidak mau memakan serangga.” Lanjut Giko.
“Hmm, kalau begitu, Giko memang ditakdirkan menjadi pemakan bangkai,” kata Toba. Ia ikut prihatin.
Mendengar perhatian kawannya, Giko menangis. Pak Burhan yang bijaksana segera menghampiri Giko.
“Tak perlu bersedih, Giko. Justru dengan memakan bangkai itu, kau sudah banyak berjasa. Tanpa kau, bangkai itu bisa menyebarkan penyakit di perkampungan kita ini.” Nasehat Pak Burhan.
Mendengar nasehat Pak Burhan membuat hati Giko menjadi lega. Pak Burhan sungguh memberinya semangat. Geri, Titi dan Toba tercenung. Lalu mereka berpikir, tidak ada makhluk yang diciptakan tidak memiliki arti. Sehingga sesama teman harus saling menghargai kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
2. Rangkuman Materi
Tuhan menciptakan makhluk berbeda-beda lengkap dengan fungsi masing-masing dan tidak ada yang tidak berguna. Setiap makhluk mempunyai peran masing-masing. Jadi, setiap makhluk harus saling menghormati dan menghargai. Giko yang awalnya merasa diri paling mempunyai pengalaman dan sombong akhirnya menyadari bahwa dia adalah pemakan bangkai dan dipermasalahkan oleh teman-temannya.
Giko pun merasa sedih dan Ia menyadari bahwa kesombongannya tidak berhak dibanggakan. Giko meremehkan Pak Burhan, padahal Pak Burhanlah yang nantinya akan berjasa bagi Giko karena dapat membuat hati Giko tenang.
Hikmah yang terkandung:
1. tidak boleh sombong dengan kemampuan yang kita punya;
2. sesama teman harus saling menghormati dan menghargai;
3. sesama teman harus saling menasihati;
4. tidak boleh mudah mengeluh;
5. harus dapat menyadari kekurangan diri.
Kehidupan yang selalu berubah serta penuh dengan perbedaan antara keadaan seseorang dengan orang yang lain, seringlah menimbulkan kejengkelan, kecemburuan dan putus asa. Sering kali merasa menyesal, mengapa orang lain lebih bahagia daripada kita, padahal tingkah laku mereka tidak lebih baik daripada kita. Kita yang telah berusaha berbuat baik, penderitaan malah sering mengikuti seperti bayangan kita sendiri. Apakah ada kesalahan kita? Perasaan kita kadang lebih hancur bila kita mengingat penderitaan seakan lebih sering terjadi pada kita dibandingkan pada orang lain. Namun, lebih baik untuk tidak menyalahkan pihak lain atas kesulitan kita. Oleh karena itu, sungguh tidak tepat bila dalam diri kita masih juga muncul kejengkelan, iri hati terhadap kebahagiaan orang lain, bahkan amat keliru kalau kita sampai putus asa, patah semangat hidup dalam menghadapi perubahan yang terus terjadi dalam kehidupan. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan.

3. Referensi
a. Abkin. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan BK dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.
b. Erwin Arianto. (2007). Menerima Kekurangan dan Kelebihan Diri Kita. [online]. Tersedia: http://blogerwinarianto.blogspot.com/ [06 Januari 2009]
c. Rasyid Akbar. (2008). Takdir untuk si Gagak. Jakarta: Bestari Buana Murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar